A. Anggaran
Anggaran
(Budget) adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif
aktivitas usaha sebuah organisasi (pemasaran, produksi dan keuangan). Anggaran
mengidentifikasi sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan
organisasi selama periode yang dianggarkan.
Penganggaran
adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran uang.
Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan
pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan koordinasi dan
komunikasi.
B. Jenis-Jenis Anggaran
1. Anggaran Penjualan
Anggaran
penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang diperkirakan
akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan datang. Pada
umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit yang dijual serta
harga jual per unit produk tersebut untuk masing-masing daerah penjualan yang
ada. Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan yang disusun tersebut akan
dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan perusahaan dari penjualan produk
serta jumlah unit untuk masing-masing jenis produk yang dijual.
Untuk
menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun peramalah penjualan perusahaan
dengan mempergunakan model yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari
penjualan produk perusahaan. Beberapa model yang dapat dipergunakan untuk
mengadakan penyusunan anggaran penjualan produk perusahaan ini antara lain
model tren pangkat tunggal, tren pangkat dua, regresi, dan lain-lain.
2. Anggaran Produksi
Anggaran
produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk
masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran
penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta
dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka
anggaran produksi akan dapat disusun.
Di dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan, maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan dengan biaya –biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga macam:
Di dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan, maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan dengan biaya –biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga macam:
a. Pola produksi konstan
Merupakan
pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau
relatif sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu
bulan dengan bulan yang lain.
b. Pola produksi bergelombang
Merupakan
pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai
dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah
stabil atau tetap.
c. Pola produksi moderat
Merupakan
suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami
perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk
yang ada. Perubahan penjualan produk akan diserap secara bersama-sama di dalam
perubahan jumlah produksi dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan
berusaha untuk mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan
situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut.
3. Anggaran Bahan Baku
3. Anggaran Bahan Baku
Apabila
anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah dapat disusun
pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Tahap
pertama adalah mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan baku atau yang disebut
dengan material usage rate.
Apabila tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan data anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama satu periode) maka akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian diperhitungkan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli. Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi antara persediaan awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang akan dipergunakan tersebut.
Apabila tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan data anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama satu periode) maka akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian diperhitungkan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli. Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi antara persediaan awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang akan dipergunakan tersebut.
Apabila
persediaan awal bahab baku ternyata lebih besar dari rencana persediaan akhir,
maka besarnya pembelian bahan baku akan sama dengan kebutuhan bahan baku untuk
proses produksi dikurangi dengan selisih persediaan awal dengan persediaan
tersebut, begitu pula sebaliknya.
Dengan
dasar kebutuhan bahan baku yang akan dibeli ini maka manajemen perusahaan akan
dapat memperhitungkan berapa besarnya dana yang diperlukan di dalam pembelian
bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Tenaga
kerja langsung akan sangat perlu pula untuk dikendalikan biayanya, karena
tenaga kerja langsung ini juga merupakan salah satu unsur pembentuk harga pokok
produksi. Tanpa adanya pengendalian biaya tenaga kerja langsung yang baik, maka
besar kemungkinan bahwa biaya tenaga kerja langsung ini menjadi lebih besar
dari biaya yang sewajarnya, sehingga harga pokok produksi atau HPP akan menjadi
bertambah besar. Kondisi ini tentu saja akan menurunkan daya saing perusahaan.
Untuk
mengadakan perhitungan terhadap biaya tenaga kerja langsung yang dipergunakan
di dalam pelaksanaan proses produksi, maka perlu ditentukan terlebih dahulu
satuan dasar yang akan dipergunakan untuk perhitungan tersebut. Satuan dasar
ini penting artinya karena dengan adanya satuan dasar yang dipergunakan untuk
perhitungan biaya tenaga kerja langsung, maka kesimpangsiuran di dalam
penyusunan biaya tenaga kerja langsung tersebut akan dapat dihindarkan.
Pada
umumnya untuk menyusun perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini dikenal dua
macam dasar perhitungan, yaitu upah per unit produk, dan upah per jam.
Masing-masing sistem upah tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga
sebelum mengadakan pemilihan sistem mana yang akan dipergunakan di dalam
perusahaan maka perlu mempelajari terlebih dahulu sistem mana yang paling
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Di dalam sistem upah per unit, maka para karyawan langsung akan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebanyak-banyaknya sehingga produktivitas karyawan tersebut akan cenderung meningkat. Namun upah per unit memiliki kelemahan dimana karena para karyawan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebesar-besarnya, maka terkadang kualitas unit produk yang dihasilkan cenderung menurun karena menjadi terabaikan. Bila tidak diimbangi dengan pengawasan yang ketat dari pihak manajemen, maka dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar karena hilangnya kepuasan konsumen terhadap produk yang dibelinya.
Sistem upah menurut waktu (unit per jam) dapat membuat para pekerja menghasilkan unit produk yang berkualitas tinggi karena tidak terfokus pada tujuan menghasilkan produk sebanyak-banyaknya. Namun kelemahan dari sistem ini adalah karyawan cenderung untuk memperlama waktu waktu penyelesaian pekerjaan karena tidak mempengaruhi besarnya penerimaan mereka.
Di dalam sistem upah per unit, maka para karyawan langsung akan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebanyak-banyaknya sehingga produktivitas karyawan tersebut akan cenderung meningkat. Namun upah per unit memiliki kelemahan dimana karena para karyawan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebesar-besarnya, maka terkadang kualitas unit produk yang dihasilkan cenderung menurun karena menjadi terabaikan. Bila tidak diimbangi dengan pengawasan yang ketat dari pihak manajemen, maka dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar karena hilangnya kepuasan konsumen terhadap produk yang dibelinya.
Sistem upah menurut waktu (unit per jam) dapat membuat para pekerja menghasilkan unit produk yang berkualitas tinggi karena tidak terfokus pada tujuan menghasilkan produk sebanyak-banyaknya. Namun kelemahan dari sistem ini adalah karyawan cenderung untuk memperlama waktu waktu penyelesaian pekerjaan karena tidak mempengaruhi besarnya penerimaan mereka.
5. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Biaya
Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam penyusunan perhitungan
besarnya harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya
yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
6. Anggaran Persediaan
Anggaran
persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai
persediaan pada periode yang akan datang. Pada perusahaan manufaktur persediaan
yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang
setengah jadi, persediaan barang jadi.
7. Anggaran Biaya Non Produksi
Anggaran
Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang tidak termasuk dalam
biaya-biaya produksi. Selain itu biaya non produksi ini hanya sebagai penunjang
kegiatan produksi sehingga tidak akan mempengaruhi penjualan yang sudah
dianggarkan dan kebutuhan persediaan.
8. Anggaran Pengeluaran Modal
8. Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran
Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang mengumpulkan laba sebanyak-banyaknya
dengan mengeluarkan semua aktiva atau modal yang dimiliki. Oleh karena itu
dalam anggaran ini harus sangat teliti dalam mengambil keputusan untuk
menghindari kerugian yang sangat besar.
9. Anggaran Kas
Anggaran
Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo awal kas, ditambah kas
masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran kas yang diantisipasi,
saldo kas lebih atau kurang maupun yang akan mungkin perlu dipinjam.
10. Anggaran Rugi-Laba
10. Anggaran Rugi-Laba
Anggaran
Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran operasional seperti
penjualan, harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya adminstrasi dan
keuangan diringkas dalam laporan laba-rugi dianggarkan.
11. Anggaran Neraca
Anggaran
Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo akhir aktiva, utang, dan
modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan terlaksana dengan baik.
12. Anggaran Perubahan Posisi
Keuangan
Anggaran
Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai rencana perubahan aktiva,
utang, dan modal perusahaan selama periode yang dianggarkan untuk mengetahui
posisi keuangan suatu perusahaan.
Jenis, Syarat Dan Sifat Anggaran
Perusahaan
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai lingkup yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut. Oleh karena hal tersebut maka anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai macam anggaran yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Anggaran yang satu bisa berbeda baik dari segi isi, bentuk, maupun kegunaannya dengan anggaran yang lain. Agar tidak terkecoh oleh beragamnya jenis anggaran yang ada di dalam perusahaan, maka perlulah di ketahui bagaimana penggolongan anggaran yang benar sehingga tidak menimbulkan kerancuan di dalam memisahkan masing-masing anggaran yang ada di dalam perusahaan tersebut.
Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Ruang Lingkup
Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya anggaran dibedakan menjadi
anggaran komprehensif dan anggaran parsial. Di dalam praktek seringkali
perusahaan dapat memilih antara dua alternatif di pandang dari segi ruang
lingkup ataupun intensitas penyusunannya. Alternatif pertama menyusun budget
dengan ruang lingkup yang menyeluruh. Anggaran jenis ini disebut anggaran
komprehensif, karena jenis kegiatan yang dicakupnya meliputi seluruh aktivitas
perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia, dan tertib
administrasi. Tetapi dalam kenyataannya seringkali perusahaan dengan sengaja
tidak memilih cara ini karena berbagai pertimbangan praktis. Misalnya
perusahaan hanya menyusun perencanaan produksi saja, karena tidak ada masalah
baik di dalam memasarkan hasil produksi maupun di dalam pembiayaannya. Ataupun
membatasi perencanaan segi keuangan saja, karena perusahaan sedang mengalami
kesulitan di bidang ini. Alasan lain yang sering tidak diakui yakni karena
memang tidak memiliki kemampuan (teknis dan pembiayaan) untuk menyusun anggaran
komprehensif.
Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Fleksibilitas
Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Fleksibilitas
Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dapat dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu anggaran tetap (fixed budget) dan anggaran kontinyu (Continuous bubget).
Fixed budget adalah budget yang disusun untuk periode waktu tertentu di mana
volumenya sudah tersebut direncanakan revenue, cost dan expenses. Dalam fixed
budget tidak diadakan reviewing secara periodik. Penyusunan budget dengan cara
ini sangat jarang dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan. Cara ini baru
mungkin dipakai apabila asumsi dasar yang dipakai oleh perusahaan dalam
penyusunan anggaran tidak berubah sama sekali. Padahal dalam kenyataannya,
asumsi dasar tersebut selalu harus diubah, karena harus selalu disesuaikan
dengan perubahan-perubahan lingkungan yang ada.
Penyusunan
budget dengan cara continuos budget mempunyai karakteristik-karakteristik
diantaranya :
- Penyusunannya menurut periode tertentu, volume tertentu, dan berdasarkan volume tersebut disusun rencana revenue, cost dan expenses.
- Untuk mengetahui apakah asumsi-asumsi dasar masih dapat dipakai atau tidak, maka secara periodik dilakukan penilaian kembali. Tentu saja bila sudah tidak reliable, maka asumsi harus dirubah. penilaian kembali, dalam pelaksanaannya dapat dilakukan setiap kwartal. apabila dalam satu kwartal tertentu ternyata telah terjadi ketidak sesuaian, maka perlu dibuat anggaran baru untuk kwartal berikutnya. penilaian kembali dapat juga dilakukan enam bulan sekali, tergantung dari kebijaksanaan masing-masing perusahaan. Perusahaan yang merasakan sering terjadinya perubahan lingkungan , merasa perlu untuk mengadakan penilaian kembali relatif lebih sering, upamanya setiap kwartal. Sedangkan perusahaan yang merasa jarang menghadapi perubahan-perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi kegiatannya, menganggap bahwa enam bulan sekali adalah jangka waktu paling tepat untuk mengadakan penilaian kembali.
- Ditambahkan anggaran untuk satu triwulan pada periode anggaran berikutnya dengan menggunakan data-data yang paling akhir dimiliki.
Pemanfaatan budget continuous memiliki syarat sebagai berikut :
- Memerlukan perekaman data ekstern secara terus menerus. Hal ini diperlukan untuk mengetahui adanya perubahan lingkungan.
- memerlukan sistem dan personalia akuntansi yang cepat dapat merekam, menganalisa serta melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dalam realisasi.
Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Jangka Waktu
Jika anggaran perusahaan dipisahkan menurut jangka waktu anggaran, maka akan
diperoleh beberapa jenis anggaran sebagai berikut. Anggaran strategis
(Strategical budget ) yang merupakan anggaran jangka panjang, anggaran yang
berlaku untuk jangka panjang yaitu melebihi satu periode akuntansi (melebihi 1
tahun), berisikan hal-hal yang bersifat umum seperti misalnya kebijakan
perusahaan jangka panjang, gambaran perkembangan perusahaan dalam jangka waktu
yang panjang dan lain sebagainya.
Di samping anggaran jangka panjang ini terdapat anggaran jangka pendek atau anggaran operasional yang disebut sebagai anggaran taktis ( Tactical budget ). Anggaran taktis ( Tactical budget )anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang.Budget disusun oleh panitia penyusun anggaran ( Budgeting Committee ). Yang terdiri atas pemegang fungsi-fungsi utama ( Budget Participative ).
Syarat Sifat Anggaran Perusahaan
Untuk mengoptimalkan kegunaan anggaran, penyusunan anggaran perlu memperhatikan
beberapa syarat sifat anggaran seperti berikut :
- Realistis. Artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
- Luwes. Artinya tidak terlalu kaku, dan mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan yang mungkin berubah. Untuk itu pihak manajemen perlu mengamati perubahan lingkungan yang terus menerus terjadi agar dapat melakukan penyesuaian bilamana diperlukan.
- Kontinyu. Artinya membutuhkan perhatian terus-menerus dan tidak merupakan suatu usaha yang insidentil.
Anggaran induk (master budget) adalah sebuah anggaran
komprehensif yang menyatakan keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan
untuk suatu periode yang mencakup satu tahun atau kurang. Anggaran induk
terdiri atas dua komponen utama, yakni :
(1) Anggaran operasi, dan
(2) Anggaran keuangan
Anggaran operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan
biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan. Anggaran
keuangan memperlihatkan ekspektasi arus kas dan posisi keuangan dengan
kegiatan-kegiatan usaha yang terencana. Induk anggaran untuk sebuah perusahaan
pabrikasi akan berisi anggaran berikut:
Anggaran Operasi
|
Anggaran Keuangan
|
Angg. Penjualan
|
Anggaran pengeluaran modal
|
Angg. Produksi
|
Anggaran Kas
|
Angg. Bhn. Baku Langsung
|
Laporan Laba Rugi dianggarkan
|
Angg. Tenaga Kerja Langsung
|
Neraca Dianggarkan.
|
Angg. Overhead Pabrik
|
|
Angg. Persed. Akhir Barang Jadi.
|
|
Angg. Beban Penjualan & Adm.
|
0 Response to "JENIS-JENIS ANGGARAN"
Post a Comment