Penilaian Internal menurut Fred R. David
Semua
organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis dan
tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area.
Kekuatan/kelemahan internal digabungkan dengan peluang/ancaman eksternal dan
pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk menetapkan tujuan dan strategi.
Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan
mengatasi kelemahan.
A. Audit
Internal
Proses
menjalankan audit internal memberikan banyak peluang untuk pihak yang
berpartisipasi guna memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan divisi mereka
merupakan bagian dari perusahaan secara keseluruhan. Manajemen strategis adalah
proses yang sangata interaktif yang membutuhkan koordinasi efektif antara
manajer manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi, litbang dan sistim
informasi manajemen. Walaupun proses manajemen strategis dipantau oleh penyusun
strategi, keberhasilan membutuhkan kerjasama manajer dan staf dari semua area
fungsional untuk memberikan ide dan informasi.
Menjalankan
audit internal membutuhkan pengumpulan, asimilasi dan evaluasi informasi
tentang operasi perusahaan serta faktor-faktor penentu keberhasilannya terdiri
dari kekuatan dan kelemahan yang dapat diindentifikasi dan diprioritaskan.
Melalui keterlibatan dalam menjalankan audit manajemen strategi internal,
manajer dari departemen dan divisi yang berbeda dalam perusahaan dapat ikut
serta memahami sifat dan pengaruh dari area fungsional bisnis lainnya dalam
perusahaan. Pengetahuan hubungan tersebut sangat peting untuk penetapan tujuan
dan strategi yang efektif.
B.
Pandangan Berbasis Sumber Daya (RBV)
Pendekatan RBV
tentang keunggulan kompetitif yang menyatakan bahwa sumber daya internal adalah
lebih penting untuk perusahaan dibanding faktor eksternal dalam mencapai dan
mempertahankan keunggulan kompetitif.
Jay Barney
menyatakan bahwa kinerja organisasi pada dasarnya ditentukan sumber daya
internal yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori: sumber daya fisik,
sumber daya manusia, dan sumber daya organisasi. Teori ini
menekankan bahwa sumber daya membantu perusahaan mengeksploitasi peluang dan
menetralisasi ancaman. Ide dasar RBV adalah bahwa bauran, jenis, jumlah dan
sifat dari sumber daya internal perusahaan harus dipikirkan lebih dahulu dan
penting mengembangkan strategi yang dapat mengarahkan pada keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan. Teori ini sangat berguna bagi perusahaan yang
menjalankan strategi yang belum diimplementasikan oleh perusahaan pesaing
manapun.
Sumber daya
bernilai harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1)
Sumber daya langka adalah sumber daya yang tidak dimiliki perusahaaan pesaing.
Jika banyak perusahaan memiliki sumber daya yang sama, maka perusahaan tersebut
cenderung mengimplementasikan strategi yang mirip, maka tidak akan memberikan
keunggulan kompetitif.
(2)
Sumber daya yang sama sulit untuk ditiru, jika
perusahaan tidak dengan mudah mendapatkan sumber daya, maka sumber daya akan
mengarah kepada keunggulan kompetitif.
(3)
Tidak mudah digantikan, apabila tidak ada produk pengganti yang memungkinkan,
maka perusahaan akan mampu mempertahankan keunggulan kompetitifnya.
Semakin banyak
sumber daya memenuhi kriteria tersebut, maka semakin kuat keunggulan kompetitif
perusahaan dan semakin lama bertahannya.
C.
Mengintegrasikan Strategi dan Budaya
Budaya
perusahaan (organizational culture) merupakan pola perilaku yang telah
dikembangkan oleh suatu organisasi untuk menghadapi masalah adaptasi eksternal
dan integrasi internal, yang telah bekerja cukup baik untuk dianggap sah dan
akan diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk dimengerti,
dipikirkan, dan dirasakan.7 Budaya perusahaan memiliki kemungkinan
yang besar dalam menentukan tindakan strategi perusahaan, terkadang mendominasi
pilihan langkah strategis, yang mana nilai, kepercayaan, ritual, seremonial, mitos, cerita,
legenda, bahasa, symbol, dan kepahlawanan yang sudah terpatri dalam pemikiran dan tindakan
dari pimpinan perusahaan, sehingga mempengaruhi pilihan strategi yang
dipilihnya.
Budaya
perusahaan secara signifikan mempengaruhi keputusan bisnis dan harus dievaluasi
selama audit manajemen strategis internal dan mengabaikan pengaruh yang
dimiliki budaya dalam hubungannya diantara area fungsional bisnis yang dapat
mengakibatkan hambatan komunikasi, kurangnya koordinasi, dan ketidakmampuan
untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi. Tantangan untuk manajemen strategis
saat ini adalah untuk membawa perubahan dalam budaya organisasi dan pemikiran
individu yang dibutuhkan untuk mendukung formulasi, implementasi, dan evaluasi
strategi.
D.
Fungsional Bisnis
1.
Fungsi Manajemen
a.
Perencanaan merupakan tahapan proses manajemen yang digunakan dalam
memformulasi implementasi strategi dari perusahaan. Perencanaan terdiri atas
semua aktivitas yang terkait dengan persiapan masa depan perusahaan yang
mencakup peramalan, penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan
kebijakan, dan penentuan tujuan.
b.
Pengorganisasian merupakan bagian dari implementasi strategi dari
perusahaan yang mencakup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur
pekerjaan dan hubungan otoritas.
c.
Pemberian Motivasi merupakan bagian dari implementasi strategi dari
perusahaan yang melibatkan usaha yang diarahkan dalam membentuk perilaku
manusia yang antara lain berkaitan dengan kepemimpinan, komunikasi, kelompok
kerja, dan sebagainya.
d.
Pengelolaan Staf merupakan bagian dari implementasi strategi perusahaan
yang dipusatkan pada manajemen staf atau SDM.
e.
Pengendalian merupakan aktivitas manajerial yang diarahkan untuk
memastikan bahwa hasil actual konsisiten dengan hasil yang telah direncanakan
dan aktivitasnya merupakan bagian dari evaluasi strategi perusahaan.
Pengendalian dapat dilaksanakan dengan melaksanakan kontrol kualitas, control
penjualan, control persedian dan sebagainya.
2.
Fungsi Pemasaran
Pemasaran dapat
digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Fungsi dasar
pemasaran yang dapat membantu penyusunan strategi mengindentifikasi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dari pemasaranadalah analisi pelanggan,
penjualan produk/jasa, perencanaan produk/jasa, penetapan harga, distribusi,
riset pemasaran dan analisis peluang.
3.
Fungsi Keuangan/Akuntansi
Kondisi keuangan sering dianggap
sebagai satu ukuran terbaik untuk posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan
suatu perusahaan. Menurut James Van Horne bahwa fungsi tersebut terdiri atas tiga
keputusan yaitu8:
1.
Keputusan investasi (investment decision)
2.
Keputusan pendanaan (financing decision).
3.
Keputusan deviden (dividend decision).
Analisis ratio keuangan adalah metode
yang paling banyak digunakan untuk organisasi berorientasi laba maupun nirlaba
menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi dalam area investasi, pendanaan,
dan deviden sehingga rasio keuangan dapat memeberikan tanda-tanda kekuatan dan
kelemahan aktifitas fungsi manajemen, produksi, pemasaran, penelitian dan
pengembangan, dan sistim informasi.
4.
Fungsi Produksi/Operasi
Menurut Robert Schroeder menyatakan bahwa
manajemen produksi terdiri dari lima area keputusan atau fungsi yaitu proses,
kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas.9 Tugas utama manajer produksi adalah
mengembangkan dan mengoperasikan sebuah sistim yang akan menghasilkan jumlah
produk/jasa yang dibutuhkan sesuai dengan kualitas tertentu, harga yang sudah
ditentukan, dan waktu yang sudah tetapkan.
5.
Penelitian dan Pengembangan
Kekuatan dan kelemahan litbang memiliki
peran penting dalam formulasi dan implementasi strategi, sehingga perusahaan
harus terus menerus mengembangkan produk baru dan memperbaiki produknya karena
perubahan kebutuhan dan selera konsumen, teknologi, siklus produk yang semakin
pendek, dan meningkatkan persaingan domestic dan asing. Banyak perusahaan
menggunakan pendekatan litbang internal dan kontrak litbang (joint venture) untuk
mengembangkan produk baru.
6.
Sistim Imformasi Manajemen (Management Information System/SIM)
Informasi merupakan fondasi dari semua
organisasi untuk menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi satu dan menyediakan
bahan untuk mendukung semua keputusan manajerial. Karena organisasi semakin
kompleks, terdesentralisasi, dan tersebar secara global, fungsi sistim
informasi semakin penting peranannya. SIM menerima bahan mentah dari evaluasi internal
dan eksternal dari suatu organisasi.Kegunaan SIM untuk memperbaiki kinerja
suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial dan untuk
membangun kompetensi yang unik dalam bidang lain.
E. Rantai
Nilai (Value Chain Analysis / VCA)
VCA mengacu
pada proses menentukan biaya yang berhubungan dengan aktivitas organisasi dari
pembelian bahan baku, produksi barang, hingga penjualan. VCA bertujuan untuk
mengindentifikasi dimana keunggulan biaya rendah atau kelemahan yang terjadi,
serta mendapatkan dan mempertahankan kekuatan kompetitif dengan menjadi efisien
dan efektif sepanjang rantai nilai pada aktivitas organisasi. Menjalankan VCA
mendukung mengevaluasi RBV untuk aset dan kemampuan perusahaan sebagai sumber
kompetensi yang unik.
F. Matriks
Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE)
Evaluasi Faktor
Internal (Matriks IFE), digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data
dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional
perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem
informasi, produksi dan operasi.
TUGAS
MANAJEMEN STRATEGI
NAMA
: SARFIN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASAR
2012
0 Response to "Manajemen Strategi ( Penilaian Internal )"
Post a Comment