ANGGARAN BIAYA VARIABEL
Pengertian :
Suatu perencanaan mengenai skedul biaya yang menunjukkan bagaimana tiap-tiap biaya akan berubah sehubungan dengan perubahan tingkat kegiatan untuk waktu yang akan datang dalam relevant range tertentu.
Prinsip dasar dari anggaran variabel adalah konsep variabilitas biaya dimana biaya dapat dihubungkan dengan tingkat kegiatan. Atas dasar konsep inilah biaya dapat dikatagorikan menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Anggaran variabel mengidentifikasikan masing-masing jenis biaya karena perubahan tingkat kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran variabel :
1. Penentuan Satuan kegiatan
Tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity base), misalnya :
- Jam mesin langsung (direct machine hour/ DMH)
- Jam Kerja Langsung (direct labor hour/ DLH)
- Jam Reparasi Langsung (direct Repair Hour/ DRH)
- Kilo Watt per Jam (Kilo Watt per hour)
2. Penentuan Relevant Range
Relevant range adalah suatu interval yang dinyatakan dengan tingkat output tertentu, dimana anggaran variabel yang bersangkutan masih dapat dipakai atau masih berlaku. Relevant range perlu ditentukan karena biaya tetap dan biaya variabel perunit dapat berubah pada tingkat output tertentu.
Metode Pemisahan Komponen Fixed dan Variabel :
- Relevant range : 9.000 – 12.000 DMH, artinya :
- Anggaran Biaya :
- Interpolasi :
Pada titik tertinggi 12.000 Rp. 6.400.000,-
Pada titik terrendah 9.000 Rp. 5.200.000,-
Selisih 3.000 Rp. 1.200.000,-
- Biaya variabel perunit = Rp. 1.200.000,- = Rp. 400,-
3.000
Menghitung biaya tetap, pada titik tertinggi :
Pengertian :
Suatu perencanaan mengenai skedul biaya yang menunjukkan bagaimana tiap-tiap biaya akan berubah sehubungan dengan perubahan tingkat kegiatan untuk waktu yang akan datang dalam relevant range tertentu.
Prinsip dasar dari anggaran variabel adalah konsep variabilitas biaya dimana biaya dapat dihubungkan dengan tingkat kegiatan. Atas dasar konsep inilah biaya dapat dikatagorikan menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Anggaran variabel mengidentifikasikan masing-masing jenis biaya karena perubahan tingkat kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran variabel :
1. Penentuan Satuan kegiatan
Tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity base), misalnya :
- Jam mesin langsung (direct machine hour/ DMH)
- Jam Kerja Langsung (direct labor hour/ DLH)
- Jam Reparasi Langsung (direct Repair Hour/ DRH)
- Kilo Watt per Jam (Kilo Watt per hour)
2. Penentuan Relevant Range
Relevant range adalah suatu interval yang dinyatakan dengan tingkat output tertentu, dimana anggaran variabel yang bersangkutan masih dapat dipakai atau masih berlaku. Relevant range perlu ditentukan karena biaya tetap dan biaya variabel perunit dapat berubah pada tingkat output tertentu.
Metode Pemisahan Komponen Fixed dan Variabel :
- Metode Langsung, yaitu didasarkan atas hasil penelitian di pabrik atau atas dasar analisis terhadap data historis yang dilengkapi dengan interpretasi keputusan manajemen yang ada kaitannya dengan data historis yang bersangkutan.
- Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (high and Low Point Method), yaitu dengan cara memisahkan komponen biaya tetap dan variabel dengan perhitungan interpolasi diantara dua macam volume output atau tingkat kegiatan yang berbeda.
- Relevant range : 9.000 – 12.000 DMH, artinya :
- Pada titik tertinggi = 12.000 DMH
- Pada titik terendah = 9.000 DMH
- Anggaran Biaya :
- Pada titik tertinggi = Rp. 6.400.000,-
- Pada titik terendah = Rp. 5.200.000,-
- Interpolasi :
- Menghitung biaya variabel perunit :
Pada titik tertinggi 12.000 Rp. 6.400.000,-
Pada titik terrendah 9.000 Rp. 5.200.000,-
Selisih 3.000 Rp. 1.200.000,-
- Biaya variabel perunit = Rp. 1.200.000,- = Rp. 400,-
3.000
Menghitung biaya tetap, pada titik tertinggi :
- Anggaran biaya = Rp. 6.400.000,-
- Anggaran Variabel = 12.000 x Rp.400,- = Rp. 4.800.000,-
- Metode Statistika, yaitu dengan menggunakan regresi linier. Analisis ini menghubungkan data biaya dengan output dari waktu ke waktu yang lalu, sehingga dapat diketahui bagaimana biaya-biaya akan berubah sehubungan dengan perubahan volume output berdasarkan persamaan yang terbentuk. Hasil taksiran yang diperoleh dapat dijadikan dasar perkiraan pada waktu yang akan datang dalam kaitannya dengan hubungan perubahan volume dengan perubahan biaya.
———ooo———
Referensi : Ellen Christina, at.all, “Anggaran Perusahaan suatu Pendekatan Praktis”, PT. Gramedia Utama, Jakarta, 2002.
Anggaran Bahan Baku
Anggaran Bahan Baku
1. Budget Kebutuhan Bahan Baku
Pengertian Budget ini ialah: Budget yang merencanakan secara lebih terperinci jumlah unit bahan mentah yang diperlukan untuk penyelenggaraan proses produksi secara periode yang akan datang, sebagai dasar untuk penyusunan budget pembelian bahan mentah dan budget biaya bahan mentah.
Adapun bahan baku yang dipakai dalam suatu pabrik secara tradisional dibagi menjadi bahan langsung dan bahan tak langsung (bahan pembantu). Bahan langsung pada umumnya menyatakan semua bahan baku yang menjadi bagian terpadu dari produksi jadi dan dapat ditetapkan langsung pada harga pokok produk barang jadi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunannya, yaitu:
1) Budget unit yang diproduksi, khususnya tentang kualitas, kuantitas barang yang
akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
2) Berbagai standar pemakaian bahan dari masing-masing jenis bahan mentah
untuk proses produksi yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu :
a) Berdasarkan data historis (pengalaman masa lalu), dengan cara membandingkan jumlah produk pada suatu periode dengan jumlah bahan mentah yang dipergunakan pada periode yang sama. Tetapi apabila pengalaman yang lalu merupakan pengalaman yang kurang menguntungkan (terjadi pemborosan bahan mentah) maka standar pemakaian bahan mentah untuk periode yang akan datang merupakan standar yang paling ideal.
b) Berdasarkan pada penelitian khusus, yang dilakukan dengan mengukur serta
meneliti beberapa produk barang jadi yang dihasilkan perusahaan, mengadakan penelitian laboratoris seperti produk obat-obatan, kosmetik dan minuman, dan mengadakan percobaan proses produksi sambil mengukur serta menghitung jumlah unit bahan mentah yang digunakan selama percobaan tersebut berlangung.
2. Budget Pembelian Bahan Baku
Adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang pembelian- pembelian bahan mentah selama periode yang akan datang, yang berguna secara khusus sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya bahan mentah, penyusunan budget utang dan budget kas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget pembelian bahan mentah ialah :
a) Budget unit kebutuhan bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang dibutuhkan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
b) Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan pada setiap melakukan pembelian bahan mentah (set up cost). Bila setiap kali melakukan pembelian bahan mentah, biayanya terlalu besar, akan mendorong perusahaan untuk tidak sering melakukan transaksi pembelian bahan mentah, begitu juga sebaliknya sehingga perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil.
c) Biaya yang dianggap oleh perusahaan sehubungan penyimpanan barang di gudang. Bila biaya-biaya dan resiko penyimpanan yang harus ditanggung cukup mahal maka akan mendorong perusahaan untuk mempunyai persediaan bahan mentah dalam jumlah yang kecil dan apabila biayanya kecil akan mendorong perusahaan melakukan penyimpanan dalam jumlah yang besar.
d) Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu yang akan datang. Bila ada kecendrungan harga bahan mentah naik akan mendorong perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah yang besar dan bila harga cenderung murah maka perusahaan akan mengurangi pembelian.
e) Tersedianya bahan mentah di pasar. Bilamana bahan mentah tidak selalu tersedia dalam jumlah yang tidak banyak di pasar maka cenderung akan mendorong pembelian yang besar, dan jika persediaan bahan mentah sedikit maka perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil.
f) Modal ketja yang tersedia. Bilamana perusahaan mempunyai modal yang cukup akan memberikan kemungkinan untuk melakukan pembelian-pembelian bahan mentah dalam jumlah yang sangat besar, begitu juga sebaliknya.
g)
Kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan bahan mentah (inventory policy). Bila persediaan bahan mentah yang ditetapkan oleh perusahaan besar akan mendorong pembelian bahan mentah juga dalam jumlah yang besar. Kebijaksanaan di bidang persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh beberapa faktor pertimbangan:
1. Fluktuasi Produksi
2. Fasilitas tempat penyimpanan
3. Biaya-biaya yang timbul selama masa penyimpanan
4. Tingkat perputaran persediaan bahan mentah
5. Lamanya lead time (waktu tunggu)
6. Modal ketja
Pendekatan yang terkenal untuk menghitung kuantitas pesanan ekonomi (EOQ) menggunakan rumus berikut ini: EOQ= √(2AO) / C
A = Kuantitas yang dipergunakan dalam setahun (unit)
O = Biaya rata-rata tahunan untuk menempatkan pesanan
C = Biaya penyimpanan tahunan untuk menyimpan satu unit dalam persediaan selama satu tahun (misalnya, penyimpanan, asuransi, laba atas investasi dalam persediaan)
3. Budget Biaya Bahan Baku
Adalah Budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya bahan mentah untuk produksi selama periode yang akan datang, meliputi rencana kualitas, kuantitas, harga, waktu, bahan mentah dikaitkan dengan jenis barang jadi yang membutuhkan bahan mentah tersebut.
Budget biaya bahan mentah berguna sebagai dasar penyusunan budget harga pokok produksi, budget harga pokok penjualan yang tercantum dalam master income statement budget bersama dengan budget upah tenaga kerja langsung dan budget biaya pabrik tidak langsung.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan budget biaya bahan mentah antara lain:
a) Budget unit kebutuhan bahan mentah
b) Budget pembelian bahan mentah
c) Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang dipakai oleh perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan masalah penilaian bahan mentah yang diolah dalam proses produksi. Adapun metode pembukuan bahan mentah itu ialah:
1. Metode FIFO (First In First Out)
Dalam metode ini, nilai (harga) dan bahan mentah yang diolah lebih awal didasarkan pada nilai (harga) bahan mentah yang dibeli lebih awal, begitu juga sebaliknya.
2. Metode LIFO (Last In First out)
Nilai (harga) dan bahan mentah yang diolah lebih awal didasarkan pada nilai (harga) bahan mentah yang dibeli lebih akhir, demikianjuga sebaliknya.
3. Moving Average
Yaitu metode yang menganggap nilai (harga) bahan mentah yang diolah berdasarkan nilai (harga) rata-rata pembelian bahan mentah yang pernah dilakukan oleh perusahaan sejak awal sampai dengan yang terakhir.
1. Budget Kebutuhan Bahan Baku
Pengertian Budget ini ialah: Budget yang merencanakan secara lebih terperinci jumlah unit bahan mentah yang diperlukan untuk penyelenggaraan proses produksi secara periode yang akan datang, sebagai dasar untuk penyusunan budget pembelian bahan mentah dan budget biaya bahan mentah.
Adapun bahan baku yang dipakai dalam suatu pabrik secara tradisional dibagi menjadi bahan langsung dan bahan tak langsung (bahan pembantu). Bahan langsung pada umumnya menyatakan semua bahan baku yang menjadi bagian terpadu dari produksi jadi dan dapat ditetapkan langsung pada harga pokok produk barang jadi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunannya, yaitu:
1) Budget unit yang diproduksi, khususnya tentang kualitas, kuantitas barang yang
akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
2) Berbagai standar pemakaian bahan dari masing-masing jenis bahan mentah
untuk proses produksi yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu :
a) Berdasarkan data historis (pengalaman masa lalu), dengan cara membandingkan jumlah produk pada suatu periode dengan jumlah bahan mentah yang dipergunakan pada periode yang sama. Tetapi apabila pengalaman yang lalu merupakan pengalaman yang kurang menguntungkan (terjadi pemborosan bahan mentah) maka standar pemakaian bahan mentah untuk periode yang akan datang merupakan standar yang paling ideal.
b) Berdasarkan pada penelitian khusus, yang dilakukan dengan mengukur serta
meneliti beberapa produk barang jadi yang dihasilkan perusahaan, mengadakan penelitian laboratoris seperti produk obat-obatan, kosmetik dan minuman, dan mengadakan percobaan proses produksi sambil mengukur serta menghitung jumlah unit bahan mentah yang digunakan selama percobaan tersebut berlangung.
2. Budget Pembelian Bahan Baku
Adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang pembelian- pembelian bahan mentah selama periode yang akan datang, yang berguna secara khusus sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya bahan mentah, penyusunan budget utang dan budget kas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget pembelian bahan mentah ialah :
a) Budget unit kebutuhan bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang dibutuhkan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
b) Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan pada setiap melakukan pembelian bahan mentah (set up cost). Bila setiap kali melakukan pembelian bahan mentah, biayanya terlalu besar, akan mendorong perusahaan untuk tidak sering melakukan transaksi pembelian bahan mentah, begitu juga sebaliknya sehingga perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil.
c) Biaya yang dianggap oleh perusahaan sehubungan penyimpanan barang di gudang. Bila biaya-biaya dan resiko penyimpanan yang harus ditanggung cukup mahal maka akan mendorong perusahaan untuk mempunyai persediaan bahan mentah dalam jumlah yang kecil dan apabila biayanya kecil akan mendorong perusahaan melakukan penyimpanan dalam jumlah yang besar.
d) Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu yang akan datang. Bila ada kecendrungan harga bahan mentah naik akan mendorong perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah yang besar dan bila harga cenderung murah maka perusahaan akan mengurangi pembelian.
e) Tersedianya bahan mentah di pasar. Bilamana bahan mentah tidak selalu tersedia dalam jumlah yang tidak banyak di pasar maka cenderung akan mendorong pembelian yang besar, dan jika persediaan bahan mentah sedikit maka perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil.
f) Modal ketja yang tersedia. Bilamana perusahaan mempunyai modal yang cukup akan memberikan kemungkinan untuk melakukan pembelian-pembelian bahan mentah dalam jumlah yang sangat besar, begitu juga sebaliknya.
g)
Kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan bahan mentah (inventory policy). Bila persediaan bahan mentah yang ditetapkan oleh perusahaan besar akan mendorong pembelian bahan mentah juga dalam jumlah yang besar. Kebijaksanaan di bidang persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh beberapa faktor pertimbangan:
1. Fluktuasi Produksi
2. Fasilitas tempat penyimpanan
3. Biaya-biaya yang timbul selama masa penyimpanan
4. Tingkat perputaran persediaan bahan mentah
5. Lamanya lead time (waktu tunggu)
6. Modal ketja
Pendekatan yang terkenal untuk menghitung kuantitas pesanan ekonomi (EOQ) menggunakan rumus berikut ini: EOQ= √(2AO) / C
A = Kuantitas yang dipergunakan dalam setahun (unit)
O = Biaya rata-rata tahunan untuk menempatkan pesanan
C = Biaya penyimpanan tahunan untuk menyimpan satu unit dalam persediaan selama satu tahun (misalnya, penyimpanan, asuransi, laba atas investasi dalam persediaan)
3. Budget Biaya Bahan Baku
Adalah Budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya bahan mentah untuk produksi selama periode yang akan datang, meliputi rencana kualitas, kuantitas, harga, waktu, bahan mentah dikaitkan dengan jenis barang jadi yang membutuhkan bahan mentah tersebut.
Budget biaya bahan mentah berguna sebagai dasar penyusunan budget harga pokok produksi, budget harga pokok penjualan yang tercantum dalam master income statement budget bersama dengan budget upah tenaga kerja langsung dan budget biaya pabrik tidak langsung.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan budget biaya bahan mentah antara lain:
a) Budget unit kebutuhan bahan mentah
b) Budget pembelian bahan mentah
c) Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang dipakai oleh perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan masalah penilaian bahan mentah yang diolah dalam proses produksi. Adapun metode pembukuan bahan mentah itu ialah:
1. Metode FIFO (First In First Out)
Dalam metode ini, nilai (harga) dan bahan mentah yang diolah lebih awal didasarkan pada nilai (harga) bahan mentah yang dibeli lebih awal, begitu juga sebaliknya.
2. Metode LIFO (Last In First out)
Nilai (harga) dan bahan mentah yang diolah lebih awal didasarkan pada nilai (harga) bahan mentah yang dibeli lebih akhir, demikianjuga sebaliknya.
3. Moving Average
Yaitu metode yang menganggap nilai (harga) bahan mentah yang diolah berdasarkan nilai (harga) rata-rata pembelian bahan mentah yang pernah dilakukan oleh perusahaan sejak awal sampai dengan yang terakhir.
Anggaran Tenaga kerja Langsung
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
1. Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
Secara struktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur rencana tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan biaya dan jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu, dan menurut produk. Apabila waktu kerja standar dan tarif upah rata-rata dikembangkan dengan cara yang sehat yang mungkin dapat diterapkan sehingga penyusunan budget tenaga kerja dapat dengan mudah dilaksanakan.
Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas. Standar ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari.
Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam yang dikerjakan sebenarnya
2. Jam standar untuk produksi sebenarnya
3. Selisih waktu
Disamping biaya kerja langsung sehari-hari, kadang laporan juga dibuat bulanan. Di dalam laporan ini harus menyajikan imformasi yang sebenarnya, menurut tanggung jawab mengenai kerja langsung yang dibandingkan dengan standart-standart yang telah ditetapkan. Laporan ini dimaksudkan manajemen untuk menilai status pengendalian. Laporan ini menggugah manajemen untuk melakukan efisiensi operasi yang lebih tinggi. Laporan pelaksanaan kerja langsung dapat berupa:
1. Laporan-laporan tersendiri 2. Dimasukkan dalam laporan departemen
2. Perencanaan Upah Tenaga Kerja Langsung
Pada dasarnya Budget tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan rencana laba tahunan, mengingat upah tenaga kerja merupakan pas biaya yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya lainnya. Budget tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja langsung dan biaya kerja langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan menurut priode antara, hal, ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk. Banyak perusahaan mengembangkan label- label tenaga kerja sebagai cara untuk membantu dalam merencanakan dan mengendalikan seluruh upah tenaga kerja. Dan perusahaan juga harus menetapkan sistem upah yang digunakan, dibawah ini ada beberapa sistem upah, yaitu:
1. Sistem upah harian
2. Sistem upah perpotong
3. Sistem upah bonus
1. Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
Secara struktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur rencana tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan biaya dan jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu, dan menurut produk. Apabila waktu kerja standar dan tarif upah rata-rata dikembangkan dengan cara yang sehat yang mungkin dapat diterapkan sehingga penyusunan budget tenaga kerja dapat dengan mudah dilaksanakan.
Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas. Standar ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari.
Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam yang dikerjakan sebenarnya
2. Jam standar untuk produksi sebenarnya
3. Selisih waktu
Disamping biaya kerja langsung sehari-hari, kadang laporan juga dibuat bulanan. Di dalam laporan ini harus menyajikan imformasi yang sebenarnya, menurut tanggung jawab mengenai kerja langsung yang dibandingkan dengan standart-standart yang telah ditetapkan. Laporan ini dimaksudkan manajemen untuk menilai status pengendalian. Laporan ini menggugah manajemen untuk melakukan efisiensi operasi yang lebih tinggi. Laporan pelaksanaan kerja langsung dapat berupa:
1. Laporan-laporan tersendiri 2. Dimasukkan dalam laporan departemen
2. Perencanaan Upah Tenaga Kerja Langsung
Pada dasarnya Budget tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan rencana laba tahunan, mengingat upah tenaga kerja merupakan pas biaya yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya lainnya. Budget tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja langsung dan biaya kerja langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan menurut priode antara, hal, ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk. Banyak perusahaan mengembangkan label- label tenaga kerja sebagai cara untuk membantu dalam merencanakan dan mengendalikan seluruh upah tenaga kerja. Dan perusahaan juga harus menetapkan sistem upah yang digunakan, dibawah ini ada beberapa sistem upah, yaitu:
1. Sistem upah harian
2. Sistem upah perpotong
3. Sistem upah bonus
Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi suatu jumlah untuk satu hari kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standart dan oleh karena sistem upah harian sama dengan sistem upah per jam. Sistem upah perpotong berdasarkan jumlah upah dari pada jumlah barang produksi yang diproduksi karena menurut teori karyawan harus dibayar menurut hasil kerja nyata. Dalam sistem upah bonus setiap karyawan dibayar secara harian didalam memproduksi sejumlah minimum tertentu, dan untuk jumlah diatas minimum karyawan menerima tambahan kompensasi berupa bonus yang biasanya menurut jumlah potongannya. Dari penjelasan dari sistem upah ini, jelaslah sistem upah perpotonglah yang sesuai dengan atau untuk budget tenaga kerja.
Disamping mengenai sistem upah, laporan produksi yang dibuat didalam pabrik harus menunjukkan dan menggambarkan banyaknya jumlah barang yang diproduksi atau unit yang diproduksi dalam satu hari atau jam. Dalam laporan tenaga kerja harus menunjukan ongkos tenaga kerja produk itu, sehingga ongkos persatuan tenaga kerja dapat dengan segera ditentukan. Namun perlu diketahui bahwa dalam penyusunan Budget tenaga kerja perlulah kiranya kita membuat suatu perencanaan waktu kerja standart. Di dalam perencanaan waktu kerja standart ada empat macam rancangan yang umum digunakan, diantaranya adalah:
1. Studi-studi waktu dan gerak
Di dalam studi ini di analisa kerja yang dibutuhkan suatu produk (per departemen) dengan memperinci sederetan operasi atau aktivitas. Pada umumnya analisa ini dilakukan oleh para insinyur. Hasil dari analisa ini dapat digunakan sebagai dasar input dasar guna pengembangan kebutuhan-kebutuhan jam kerja langsung untuk memenuhi kebutuhan produksi yang telah direncanakan. Studi ini umumnya merupakan pendekatan kearah penetapan waktu kerja standart
2. Biaya standart
Penelahaan seksama jam kerja langsung pada dasarnya harus dilakukan mengingat didalam akuntansi biaya digunakan biaya-biaya standart. Didalam biaya standart, penyimpangan-penyimpangan pasti terjadi. Dan penyimpangan tersebut harus dibudgettir dari jam-jam kerja standart yang dimasukkan dalam rencana laba tahunan.
3. Penaksiran langsung oleh pengawas
Untuk melakukan penaksiran ini pengawas harus bertumpu pada:
a. Pertimbangan
b. Pelaksanaan oleh departemen yang dilaporkan dari priode berjalan
c. Bantuan dari pengawas.
4. Taksiran-taksiran statistik oleh kelompok staf
Pendekatan ini sering digunakan untuk departemen produksi yang menghasilkan produk lebih dari satu Rasio historis jam kerja langsung terhadap sesuatu ukuran produksi fisik dihitung dan kemudian disesuaikan dengan perobahan-perobahan yang direncanakan dalam pusat tanggung jawab itu. Kebenaran perhitungan ini tergantung pada kebenaran catatan-catatan biaya. Kelemahan metode ini ialah pemborosan-pemborosan diwaktu lalu diproyektir kewaktu akan datang.
Dari rancangan diatas, walaupun suatu metode praktis untuk suatu departemen belum tentu praktis untuk departemen lain. Jadi prosedur-prosedur perlu diperbaiki terus menerus dan prosedur baru yang lebih praktis harus digunakan.
3. Tarif tenaga kerja langsung
Jika mungkin untuk mengaitkan jumlah produksi dengan jam kerja langsung dan terhadap rencana tarif upah untuk tiap departemen produksi, maka perhitungan biaya kerja langsung hanya menyangkut perkalian satuan dengan yang lainnya. Dalam suatu perusahaan tertentu mungkin terdapat satu departemen produksi atau lebih dimana pendekatan langsung ini lebih praktis penggunaannya.
Penentuan tarif upah langsung rata-rata dalam suatu departemen produksi atau pusat biaya tertentu biasanya tidak menimbulkan suatu problema yang gawat. Ancangan demikian yang dipilih menaksir tarif-tarif dengan jalan menghitung tenaga kerja langsung di departemen ini dan tarif upah mereka yang diharapkan. Kemudian menghitung rata-ratanya.
Suatu pendekatan yang kurang cermat terhadap suatu penentuan rasio historis antara upah yang dibayar dengan jam kerja langsung yang dikerjakan di departemen produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang telah berubah atau memang diharapkan berubah. Perlu dipahami, bahwa upah rata-rata yang didasarkan pada data historis hanya berguna untuk perencanaan waktu yang akan datang apabila terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam yang dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda.
Dalam beberapa hal, besar departemen, diversivitas pekerjaannya, dan variasi-variasi dalam upah per jam dapat berbeda, sehingga departemen ini harus dibagi lebih lanjut menjadi pusat-pusat biaya. Kemudian untuk rnasing-masing pusat biaya harus direncanakan taksiran kerja langsung dan tarifupah rata-rata tersendiri. Jika departemen akuntansi biaya menggunakan sistem harga pokok standart, maka tarif upah standart yang digunakan untuk hal ini (penyusunan budget tenaga kerja) akan tetapi kita perlu membudgetir selisih-selisih tarif upah tertentu antara kelonggaran-kelonggaran perencanaan budget.
Anggaran Penjualan
Anggaran Penjualan
Yakni merupakan skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk periode yang akan datang. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu.
Anggaran Penjualan meliputi anggaran tentang jenis produk yang akan dijual, volume produk yang akan dijual, harga perunit, waktu penjualan, dan daerah penjualan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Anggaran Penjualan :
Contoh Kasus :
Anggaran Penjualan
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri garmen, akan merencanakan penjualan ke beberapa daerah secara kuartalan sebanyak 300.000 unit selama tahun 2012.
Berikut disajikan informasi berkenaan dengan rencana penjualan di atas, yakni sebagai berikut :
Rencana Penjualan selama 4 kwartal adalah sebagai berikut :
Kwartal I : 50.000 unit
Kwartal II : 80.000 unit
Kwartal III : 40.000 unit
Kwartal IV : 30.000 unit
Harga jual/unit : Rp. 2.000,-
Tagihan kas kwartal IV pada tahun sebelumnya (2011) adalah Rp. 14.000.000
Tagihan kas penjualan sebagai berikut : 60% ditagih dalam kwartal penjualan, sedangkan sisanya 40% ditagih pada kwartal berikutnya.
Penjualan pada kwartal IV terdapat sebanyak Rp. 15.000.000 yang tidak tertagih dan dimasukkan sebagai piutang usaha pada akhir periode tahun 2012
Yakni merupakan skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk periode yang akan datang. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu.
Anggaran Penjualan meliputi anggaran tentang jenis produk yang akan dijual, volume produk yang akan dijual, harga perunit, waktu penjualan, dan daerah penjualan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Anggaran Penjualan :
- Faktor intern, yaitu factor-faktor dari dalam perusahaan, seperti :
- Penjualan tahun-tahun yang lalu
- Kebijakan perusahaan terkait masalah penjualan
- Kapasitas produksi dan kemungkinan perluasannya
- Tenaga kerja yang dimiliki
- Modal yang tersedia
- Fasilitas-fasilitas lainnya
-
- Persaingan
- Posisi perusahaan dalam persaingan
- Tingkat pertumbuhan penduduk
- Tingkat penghasilan masyarakat
- Faktor-faktor makro lainnya.
Contoh Kasus :
Anggaran Penjualan
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri garmen, akan merencanakan penjualan ke beberapa daerah secara kuartalan sebanyak 300.000 unit selama tahun 2012.
Berikut disajikan informasi berkenaan dengan rencana penjualan di atas, yakni sebagai berikut :
Rencana Penjualan selama 4 kwartal adalah sebagai berikut :
Kwartal I : 50.000 unit
Kwartal II : 80.000 unit
Kwartal III : 40.000 unit
Kwartal IV : 30.000 unit
Harga jual/unit : Rp. 2.000,-
Tagihan kas kwartal IV pada tahun sebelumnya (2011) adalah Rp. 14.000.000
Tagihan kas penjualan sebagai berikut : 60% ditagih dalam kwartal penjualan, sedangkan sisanya 40% ditagih pada kwartal berikutnya.
Penjualan pada kwartal IV terdapat sebanyak Rp. 15.000.000 yang tidak tertagih dan dimasukkan sebagai piutang usaha pada akhir periode tahun 2012
PT Maju Terus | |||||
Anggaran Penjualan | |||||
31 Desember 2012 | |||||
Kwartal | |||||
Keterangan | I | II | III | IV | Tahun |
Expektasi Penjualan | 50000 | 80000 | 40000 | 30000 | 200.000 |
Harga Jual per Unit | 2000 | 2000 | 2000 | 2000 | 2000 |
Jumlah Penjualan | 100.000.000 | 160.000.000 | 80.000.000 | 60.000.000 | 400000.000 |
Skedul Ekspektasi Penagihan Kas | |||||
Piutang Usaha | 14.000.000 | 14.000.000 | |||
Penjualan | |||||
Kuartal I (100jt x | |||||
60%, 40%) | 60.000.000 | 40.00.000 | 100.000.000 | ||
Kuartal II (160jt x | |||||
60%, 40%) | 96.000.000 | 64.000.000 | 160.000.000 | ||
Kuartal III (80jt x | |||||
60%, 40%) | 48.000.000 | 32.000.000 | 80.000.000 | ||
Kuartal IV (60jt x | |||||
60%) | 36.000.000 | 36.000.000 | |||
Jml Kas yg Ditagih | 74.000.000 | 136.000.000 | 112.000.000 | 68.000.000 | 390.000.000 |
Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin – mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau diramalkan.
Adapun tujuan dari perencanaan produksi adalah sebagai berikut :
a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market share tertentu.
c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anggaran Produksi
Untuk dapat membuat suatu perencanaan yang baik haruslah diperhatikan masalah yang terdapat didalam perusahaan dan masalah-masalah yang datangnya dari luar perusahaan. Masalah tersebut seperti kapasitas mesin dan peralatan produktifitas, tenaga kerja, kemampuan pengadaan, dan penyediaan bahan baku yang merupakan variabel-variabel dibawah kekuasaan pimpinan perusahaan.
Sedangkan masalah yang datang dari luar perusahaan berupa kebijaksanaan pemerintah, inflasi, bencana alam, dan sebagainya. Selain dari masalah diatas, perlu juga dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Sifat dari proses produksi
b. Jenis dan mutu barang yang diproduksi
c. Jenis barang yang.diproduksi
Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Budget Produksi
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang
mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
a. Penjualan tahun lalu’bisajadi patokan
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
c. Syarat pembayaran barang yang dijual
d. Pemilihan saluran distribusi
e. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)
f. Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities)
g. Fasilitas yang dimiliki perusahaan
h. Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain.
Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh
terhadap perusahaan :
a. Persaingan
b. Tingkat pertumbuhan penduduk
c. Tingkat penghasilan masyarakat
d. Tingkat pendidikan masyarakat
e. Tingkat penyebaran masyarakat
f. Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
g. Kebijaksanaan pemerintah
h. Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan tehnologi.
September 18, 2016 at 4:39 AM
KABAR BAIK!!!
Nama saya Aris. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah penipuan oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 Juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah dia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan kehilangan Sety saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.
December 1, 2016 at 4:03 AM
Halo orang baik saya di Asia, mungkin ALLAH dipuji, nama saya Mahmud Simon, warga An INDONESIA tetapi saya berbasis di MALAYSIA; Saya ingin menggunakan media ini untuk memberitahu Anda semua tentang kebaikan Tuhan yang akhirnya membawa saya ke pemberi pinjaman ini baik melalui Mrs Nurliana Novi, pemberi pinjaman kredit benar-benar asli bernama Elina Johnson, direktur ELINA JOHNSON KREDIT PERUSAHAAN, setelah saya telah scammed oleh pemberi pinjaman palsu, saya bangkrut, putus asa dan tidak tahu apa yang harus dilakukan dan siapa yang percaya, maka dia datang dan menaruh senyum lebar di wajah saya di kejutan terbesar saya. Saya tahu sebagian besar dari Anda juga menjadi korban penipuan, Anda tidak perlu repot lagi karena saya harus menyampaikan kabar baik dan satu-satunya pemberi pinjaman yang dapat Anda percaya,
Mrs Elina Johnson dari ELINA JOHNSON PINJAMAN FIRM hanya menghubunginya hari ini melalui email: elinajohnson22@gmail.com »untuk info lebih lanjut tentang cara untuk mendapatkan pinjaman Anda atau Anda dapat menghubungi saya melalui email saya untuk panduan lebih lanjut; mahmudsimon2@gmail.com, dan saran tentang cara untuk mengajukan pinjaman dari Ibu Nurliana Novi di nurliananovi96@gmail.com. Aku menunggu untuk mendengar kabar baik Anda sendiri, Terima kasih semua dan mungkin ALLAH dipuji.